charge
Bagi sebagian orang, tertinggal hp adalah suatu masalah besar dibanding ketinggalan dompet. Mungkin karena sebagian isi dompet sudah bisa digantikan dengan berbagai variasi e-wallet yang marak belakangan ini.
Berbicara masalah smartphone ada 2 hal penting yang harus dimiliki. daya dan data. data atau kuota sudah jadi barang primer yang selalu dibutuhkan kapan dan dimanapun.
Pun juga dengan daya, sehebat apapun spec smartphone nya, sebesar apapun kuota yang tersimpan didalamnya, tak akan berfungsi bila benda tersebut mati. Kurang daya. Belum di-charge
Setelah dipakai beberapa waktu, digunakan berselancar di dunia maya, nelpon, sms, whatsapp, mengupdate aktivitas di media sosial, atau bermain game tentu akan semakin mempercepat daya baterainya melemah sehingga habis dengan lebih cepat. Karena itu, ia perlu di-charge.
Diisi kembali, digunakan kembali, turun kembali, mati. Dan seterusnya. Tentu kita tak ingin baterainya mati. Perlu terus diisi sebelum dayanya habis.
Begitu juga yang terjadi pada manusia. Setiap hari setiap waktu, iman nya bekerja keras untuk melawan hawa nafsu. Kebaikannya berpacu melawan keburukannya. Jika tak di “charge” secara rutin, maka imunitas sisi baik kita tak akan sanggup melawan berbagai aktivitas yang penuh kesia-siaan.
Banyak cara untuk melakukan “charging” pada diri kita; mendengarkan kajian, membaca buku, menghadiri majelis ilmu, berteman dengan orang-orang shalih dan sebagainya.
Kita tak pernah tahu ujian apa yang akan menghampiri kita, seberat dan sebesar apa, karena itu selalulah menyiapkan daya imunitas yang cukup untuk menghadapinya. Dengan terus berusaha menyibukkan diri dengan kebaikan.
#CHSI #CatatanHarianSelepasIsya
Komentar Terbaru