Ketika ia disebut cinta….
Ketika ada banyak kata terucap, “uhibbukum fillah”, dalam hati kecil saya masih bertanya seperti apakah cinta yang dilandasi keimanan padaNya. banyak penjelasan dan aplikasinya, namun saya sendiri masih meragu apakah cinta yang selama ini saya kenal sudah karenaNya. sampai pada suatu hari, saya menemukan sebuah jawaban. dan di hari itu saya semakin meyakini bahwa cinta itu memang benar-benar ada. Ia adalah anugerah Allah. Dia menitipkan pada hati hamba-hambaNya yang saling tertaut. Merasa dekat meski jauh jarak memisahkan, merasa rindu meski satu kalipun tak pernah bertemu.
Allah yang memiliki kuasa atas hati, Dialah yang menggenggam hati manusia. Dialah yang bisa memunculkan rasa cinta dalam hati yang mungkin tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Dia pula yang membolak-balik rasa, memberi karunia atas setiap cinta yang dilandasi atas mahabbah kepadaNya.
Ia disebut cinta, jika ada sakinah dalam hatinya. ada ketenangan yang mengiringi saat rasa muncul menyeruak dalam hati. Ia disebut cinta, ketika dunia tak lagi jadi pertimbangan basa basi. Semuanya rela dikorbankan, tanpa terbersit keluhan apalagi penyesalan. Ia disebut cinta, karena memang ia layak untuk dicintai.
Terimakasih atas penjelasan sederhana di hari itu. meski dalam diam… Uhibbukum fillah….
– Jupri Supriadi
Banjarmasin, 5 Februari 2014
Komentar Terbaru